Kesempatan singgah di sebuah Desa
Wisata adalah kesempatan yang paling saya senangi. Keramahan dan kenyamanan
desa membuat betah singgah beberapa hari. Tawaran untuk datang ke Desa Wisata
Ketawangrejo pun sulit saya tolak walaupun kala itu sangat mepet waktunya. Tawaran
mbak Wening malam hari langsung saya iyakan walaupun harus berangkat di pagi
harinya.
Desa Wisata Ketawangrejo berada
di bagian Selatan Purworejo, tepatnya berada di Kecamatan Grabag. Desa wisata
ini sangat mudah dijangkau karena berada di jalur Daendels. dari Jogja hanya
membutuhkan waktu satu jam perjalanan. Nantinya kalau bandara baru Jogja sudah
jadi, bakal lebih dekat dan mudah untuk berkunjung ke sini.
Perjalan pagi dari Jogja saya tempuh dengan
sepeda motor, menikmati sepinya jalur Daendels motor melaju perlahan.
Pemandangan persawahan lumayan bikin mata segar. Bendera umbul-umbul di
sepanjang jalan masuk alun-alun desa wisata Ketawangrejo menyambut saya. Kala
itu alun-alun sudah dipenuhi pengunjung. Pagi itu adalah pembukaan Festival
Adiloka, Festival tahunan Desa Wisata ini. Berbagai macam acara nantinya bakal
dilaksanakan.
salah satu Homestay Desa Wisata Ketawangrejo yang asri |
Saat itu saya disambut beberapa
pemuda Pokdarwis setempat. Tidak hanya mereka,
bersama dengan pengiat wisata di Purworejo sudah berkumpul di depan
panggung utama untuk menyasikkan pembukaan Festival yang dilanjutkan Lomba
Gejog lesung. Sambil mendengarkan alunan Gejog Lensung kita ngobrol-ngobrol
potensii desa yang bakalan saya nikmati nantinya. Saya akan tinggal di desa ini
dua hari satu malam.
Desa wisata ketawangrejo ini
masih sangat asri, udara panas pantai tidak telalu menyengat di tubuh. Jalan
desa yang rindang menjadikan asyik untuk dilalui, saya pun membayangkan enkanya
berkeliling desa sambil bersepeda. Tidak hanya jalan desa yang asri beberapa
potensi desa yang bisa kita lihat dan pelajaripun banyak. Dan inilah potensi desa yang saya kunjungi:
Proses pemasakan nira kelapa untuk gula merah |
cetakan gula merah yang terbuat dari bathok kelapa |
Pembuatan Gula Merah
Desa Wisata Ketawangrejo terkenal
dengan penghasil Gula Merah terbaik di Purworejo. Masyarakat setempat banyak yang
memproduksi gula merah. Pohon kelapa yang tumbuh di persawahan dekat pantai dan
halaman rumah membuat stok nira kelapa melimpah, Nira kelapa menjadi bahan
utama gula merah.
Salah satu produsen gula merah
yang saya datangi adalah rumah pak Guntoro, beliau adalah mantan kepala desa
Ketawangrejo, sekarang beliau memproduksi gula merah. Setiap harinya bisa
memproduksi sekitar 30-50 kg gula merah dan memperkerjakan sekitar 6 orang.
Saat pagi dan sore kita akan melihat pemanjat-pemanjat pohon kelapa yang
handal. Mereka sedang mengambil nira kelapa.
Di tempat produksi ini saya
melihat langsung ke dapur pemasakan nira kelapa. Mas Rizka yang mendampingi
saya menjelaskan langkah-langkah membuat Gula merah. Mulai dari penyaringan
nira kelapa, memasaknya hingga proses pencetakan dengan batok kelapa. Pemuda
asli desa Ketawangrejo ini sudah ahli dalam membuat gula merah, bahkan dia bisa
memprediksi hasil gula akan baik atau tidak. Kualitasnya gula harus tetap
dijaga agar pasar tetap percaya dengan produksi gula merah desa Ketawangrejo
ini. Gula merah Ketawangrejo ini dijual hingga ke Jakarta, Bandung dan Jogja.
memetik jambu kristal dan langsung menikmatinya |
Kebun Jambu Kristal
Berlanjut ke potensi desa
selanjutnya adalah Perkebunan Jambu Kristal. Kalian yang sering lewat jalan
Dendles pasti akan mendapati banyak penjual jambu kristal, salah satunya bisa
saja dari desa Ketawangrejo. Didampingi mas Rizka, saya dan beberapa pemuda penggiat
wisata Purworejo menuju ke perkebunan Jambu Kristal. Berada di selatan desa
dekat dengan pantai, Pohon jambu kristal tumbuh berjajar hampir 2 km
panjanganya.
Perkebunan Jambu ini tadinya
ditanami pepaya. Banyak hama yang menyerang, para petani berinisiatif untuk
mengganti tanaman pepaya dengan jambu kristal. Selain buahnya yang manis dan
enak, pohon jambu kristal juga tahan terhadap hama dan tidak mengenal musim
untuk berbuah.
Disepajang perkebunan ini kita
bebas memetik buah jambu kristal asalkan langsung dimakan ditempat. Saya pun
mencobanya, bener-bener enak dan manis selain itu juga segar. Tadinya, karena
bebas memetik sepertinya mau habis banyak, ternyata habis satu saja sudah
kenyang. Kalau ingin membawa pulang bisa juga langsung petik dan ditimbang mau
berapa. Bisa milih sendiri petik sendiri. Perkilonya juga tidak mahal kok,
sekitar tujuh ribu.
Penari-penari dari Desa Ketawangrejo yang sedang tampil di acara Festival Adiloka |
100 penari kudalumping, semuanya anak-anak dari Desa Wisata Ketawangrejo |
Belajar Menari
Di desa Wisata Ketawangrejo bisa
juga belajar menari. Tapi kala itu saya hanya bisa menyaksikan anak-anak desa
menunjukan kebolehannya menari. Para anak-anak menari kuda lumping di Festival
Adiloka. Hampir seratus anak menarik bersama. Gerakan yang luwes dan ramai
membius para pengunjung yang hadir. Wajah lucu anak-anak berpadu kegembiraan,
mereka menari sungguh luarbiasa.
Tidak hanya para anak-anak,
kepala desa dan para pemuda juga
menunjukan kepiawaiannya. Meraka menunjukkan tarian berpasangan. Luar biasa,
berarti hampir semua pemuda disini bisa menari. Nantinya kalau kesini belajar
menari akan diajari oleh mbak Linda dan ayahnya. Ayahnya mbak linda ini juga
yang sudah mengajarkan tarian kuda lumping ke seratus anak penampil tadi.
Semoga dikesempatan lain bisa belajar menari disini.
para penari dan penabuh gejog lesung |
Karnaval dolanan tradisional |
Festival Adiloka
Festival Adiloka adalah Festival
tahunan desa Wisata Ketawangrejo. Festival ini juga sebagai peringatan ulang
tahun Desa Ketawangrejo. Berbagai acara digelar untuk memeriahkannya. Dibuka
dengan lomba Gejog Lesung dan tari-tarian, Pameran Kuliner khas desa, dan yang
paling seru adalah pawai dolanan tradisional.
Lomba Gejog Lesung diikuti oleh
berbagai grup dari berbagai daerah di Purworejo. Penampilan-penampilan yang
menarik diiringi tabuhan lesung membuat ramai suasana. Pameran kuliner dan
jajanan khas desapun ramai dikunjungi, makanan tradisional seperti clorot, apem
semua laris dibeli pengunjung.
Paling saya tunggu dalam festival
ini adalah pawai dolanan tradisional. Dari beberapa rw desa Ketawangrejo membuat berbagai macam dolanan tradisional.
Mobil-mobilan dari kayu, wayang-wayangan, gangsing tradisional dan masih banyak
lainnya dipamerkan mengelilingi desa. Beberapa penampilanpun ikut memerihakan
sepeti tari kura lumping seratus anak desa, tari-tarian, dan ada campursari
untuk menghibur.
Tambak Udang yang ada di Desa Wisata Ketawang rejo |
Tambak Udang
Letak Desa Ketawangrejo yang
berada di pantai selatan purworejo dimanfaatkan oleh masyarakat dengan
mengembangkan tambak udang. Berpuluh-puluh petak tambak udang berjejer.
Penghasilan dari tambak udang ini juga tak main-main bisa mengahasilkan puluhan
juta rupiah sekali panen. Tapi dari hasil yang besar ternyata banyak
pengorbanannya juga, mereka harus menjaga tambak 24 jam. Keamanan dan pasokan
oksigen lewat kincir-kincir tak boleh berhenti. Suara disel pemutar kincir menemani
disetiap menit penunggu tambak. Di tambak undang desa Ketawangrejo ini kita
bisa belajar proses-proses pembuatan tambak dan juga pemeliharaan
undangnya.
Gerbang masuk pantai Kewang Indah |
Pantai Ketawang
Setelah seharain berkeliling desa
saatnya bersantai menikmati matahari terbenam di Pantai, desa ini mempunyai
pantai yang indah namanya pantai Ketawang. Pantai ini menyajikan spot sunset
yang pas, sunset pantai Ketawang bener-bener indah. Pantai ini mempunyai taman
cemara yang asyik untuk bersantai dan berfoto-foto. Ada juga fasilitas joglo
besar untuk dipakai pertemuan dan gasebo-gasebo untuk menikmati angin.
Berlarian dipinggir pantai jelas menghilangkan penat seharian.
Berkunjung ke desa wisata memang
mengasyikkan, kita bisa melihat berbagai potensi desa dan juga belajar
sekaligus. Bercengkrama dengan penduduk, cerita sejarah desa dan juga
kenyamanan suasana desa. Satu lagi yang menjadi betah di desa wisata
Ketawangrejo adalah Homestay yang bagus dan nyaman. Homestay yang berbentuk
limasan dengan taman yang indah membuat betah berlama-lama disini. Jadi kapan
mau ke desa Wiata Ketawangrejo lagi?
Baca juga : Indahnya Sunset Pantai Ketawang Indah
13 Comments
Kok ngelirik homestay-nya. Apalagi pemandangannya. Ajakin ke sana! :-D
ReplyDeleteiya, homestaynya nyaman banget, adem juga
DeleteKayanya sekarang makin banyak bermunculan desa wisata ya mas, dengan masing-masing pengemasan yang unik. Dan membaca tulisan ini saya tertarik untuk datang ke desa wisata ini.
ReplyDeletesekarang memang banyak bermunculan desa wisata bagus-bagus, semoga terus berkembang,
Deletejujur loh mas, aku suka foto yang karnaval dolanan itu. Btw itu dari gedebong pisang ya yang seakan-akan mirip perahu layar
ReplyDeleteitu wayang sodo, dan itu ditancapkan pada batang daun pisang, memanv sekilas mirip kapal layar
DeletePernah denger alunan musik dari gejok lesung... suka deh. pertunjukan seni macam ini....
ReplyDeleteiya bagus, klotekan tapi bernada, enak didengernya...
DeleteWaaaa jambu kristal, enak banget kuiii. Apalagi kalo bisa metik langsung dari pohonnya.
ReplyDeleteBetewe ku senang lihat desa-desa mulai berdaya mengembangkan potensinya masing-masing tanpa meninggalkan budaya yang selama ini ada. Semoga akan terus seperti itu.
iya mbak jambu kristal dan banyak banget, enak rasanya.
Deletedesa desa sekarang semakin maju, berkat dana desa dan mulai terdorong pola pikir masyarakat desa untuk memajukan desa
Is it good?
ReplyDelete
ReplyDeleteIngin Bermain Poker Online Dengan Uang Asli ?
Tapi Ngak Tau Situs Poker Online Yang Bisa Di Percaya . ?
Poker Online - HTTP://ARENADOMINO.CO
Minimal Deposit / Withdraw : Rp.20.000,-
Bonus Refferal 20% Seumur Hidup .
Bonus Turn Over 0.5% Tanpa Batas .
Player VS Player ( 100% Tanpa Bot ) .
8 Games Dalam 1 User ID .
POKER - DOMINO - ADUQ - BANDARQ - CAPSA - BANDAR POKER - SAKONG - BANDAR66
Rasakan Sensasi nya Menjadi Bandar , hanya di BANDARQ , BANDAR POKER , BANDAR66.
Dengan Pelayanan Terbaik ( Customer Service ) .
Customer Service Online 24 Jam
kak zin save gambarnya yaa untuk keperluan tugas dan juga brosur kelompok sadar wisata ketawangrejo
ReplyDelete