“Mas, nanti mampir
ke Subah dulu ya, pulangnya bareng. Lewat jalan perempatan pasar Subah masuk
gang arah kanan dan ikuti jalan ...”
pesan panjang istri saya menunjukan arah jalan ke tempat dia dan teman
komunitasnya berkunjung agar saya bisa menjemputnya.
.
Subah, salah satu kecamatan
di Kabupaten Batang ini belum pernah saya singgahi, paling hanya lewat saja. Setahu
saya kecamatan ini tidak banyak desa, hanya hutan jati yang terkenal itu, Alas
Roban. Saat istri saya ijin untuk main
ke Subah saya berfikir mungkin hanya disekitar pinggir jalan Pantura saja, tapi
ternyata tidak. Dari jalan pantura, desa yang dikunjungi Istri saya itu masuk
sekitar 4 km, Desa Kemiri Barat tepatnya.
.
Dalam perjalanan
menuju desa itu saya melewati hutan jati dan juga beberapa desa yang sepi, deg-degan sih, takut ada apa-apa, tahu sendiri
kan? banyak cerita mistis di daerah ini. Syukur saya bisa menemukan rumah yang
dikunjungi istri saya tanpa tersesat dan aman.
Beberapa pemuda
terlihat sedang asyik ngobrol di depan rumah yang terlihat sejuk. Istri saya
dan teman-temannya terlihat sedang asyik berfoto di dalam rumah. Mengetahui
saya datang, Istri saya menyambut dan langsung mengajak saya masuk rumah.
.
“ini mas Bejo, yang
punya galeri ini” istri saya memperkenalkan seorang pria dengan rambut ikal dan
berkulit putih.
.
Lukisan yang terbuat dari rangkaian limbah kayu yang disusun |
beberapa hasil karya lukisan Mas Bejo |
Setelah bertergur
sapa, saya sedikit termenung, mata menelusuri ke semua sudut rumah. Lukisan-lukisan
keren itu terpajang rapi dan sangat menarik. Sungguh kaget, di tengah Alas
Roban ternyata ada Rumah yang menjadi galeri istimewa.
.
Kakiku tak terasa
melangkah menghampiri sebuah lukisan serigala melolong dan juga lukisan wanita
yang sedang memegang gelas. Saya perhatikan Lukisan itu, ternyata lukisan itu
dibuat dengan menempelkan kayu-kayu kecil yang membentuk sebuah gambar yang
sangat menarik. Sungguh karya seni yang keren.
.
Baca juga : Asyiknya Berwisata ke Sikembang Park
Lukisan-lukisan
yang dipajang ini karya mas Bejo, nama lengkapnya Bejo Prihatianto seorang
pemuda yang bergelar sarjana teknik yang sekarang menjadi pelukis dan pengrajin
ini. Beruntungnya saya bisa bertemu dengan mas Bejo langsung. Saya bisa ngobrol
banyak hal dan bisa dengar cerita tentang awal dia terjun di dunia Lukis dan
kerajinan hingga sampai saat ini.
Sambil membawa
sebuah tas kecil karyanya, tas yang terbuat dari kayu dengan lapisan resin yang
mengkilap, nampak cantik dan elegan. Mas bejo bercerita mulai kapan dia terjun
di dunia yang digelutinya kini.
.
Hasil Kerjinan yang mempunyai nilai jual, karya mas bejo yang sudah dipasarkan |
proses pembentukan karya, potongan-potongan kayu yang di susun dijadikan tas kecil |
Awalnya mas Bejo
membuat lukisan dan kerajinan dari limbah kayu yang dihasilkan dari pembuatan
furnitur usaha ayahnya. Potongan-potongan kayu yang sudah tidak terpakai lagi
dia sulap menjadi sebuah lukisan yang menarik dan bernilai seni tinggi. Tak
hanya lukisan mas Bejo juga membuat kerajinan yang mempunyai nilai jual seperti
sandal, tas, gantungan kunci, jam dinding, papan nama dll. Beberapa juga dibuat
fornitur dengan lapisan resin yang sangat keren.
.
Usahanya yang dulu
memanfaatkan limbah kayu ini sekarang sangat menghasilkan, beberapa pesanan
kerajian seperti sandal benar-benar laku. Sedikit demi sedikit dia memasarkan
kerajinannya ke luar kota, Jogja dan Bali menjadi target utamanya. Malah di Bali
dia sampai kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar.
.
Seiring waktu,
banyak pesanan yang datang beberapa kesulitanpun datang. Kekurangan bahan
limbah kayu dan bahan-bahan pendukung lainnya yang sulit didapatkan di daerah
sekitarnya. Tapi semua itu tidak menjadi halangan, dia tetap berusaha
memproduksi dan mencari alternatif agar bisa selalu memenuhi pesanan.
.
Usaha mas Bejo
sekarang ini juga bermanfaat bagi para pemuda di sekitarnya. Mas Bejo mengajak
pemuda-pemuda desa yang mempunyai ketertarikan dalam bidang seni dan kerajian
untuk ikut memproduksi kerajinan di galerinya. Bahkan mas Bejo bersama
teman-temannya mebuat sebuah pameran seni dengan nama Kembar Art Festival atau
Festival seni Desa Kemiri Barat. Tak hanya hasil seni dari para pemuda desa
Kemiri Barat, dari luar daerah ikut memamerkan keseniannya di festival ini.
Mas Bejo yang sedang menjelaskan proses pembuatan kerajinannya |
Adzan maghrib berkumandang,
obrolan saya harus selesai sampai sini, masih banyak yang saya ingin tahu. Lain
waktu mungkin saya akan mengunjungi galeri ini dan ngobrol banyak hal sambil
menikmati kopi di cangkruk depan rumah itu. Terimakasih mas Bejo sudah
berbagi cerita.
Baca juga: Asyiknya Ikut Panen Ikan di Telaga Menjer
Jumat, 5 Juni 2020
BJO Furniture Face
Kemiri Barat, Subah, Kabupaten Batang
34 Comments
wew. ternyata di balik hutan alas roban itu ada tempat macam ini. aku juga pernah baca katanya ada beberapa tempat yang menarik di deket alas roban mas. kayaknya banyak yang tertutup dengan berita keangkeran alas roban
ReplyDeleteiya mas, saya juga lagi pingin explore sana lagi, mumpung dekat dengan rumah istri juga
DeleteMasya Allah keren banget kerajinannya:)
ReplyDeletesuka lihat lukisan walau gak ngerti , yg penting lht keindahan lukisannya
ReplyDeleteAda galeri seni yg keren yaa,,perlu utk di up up ini..
ReplyDeleteDan lagi, asik juga perjalanannya, jadi wisata dadakan
Mas Bejo kreatif banget ya mas.. sampah bisa bernilai ekonomi. Mahal dan berharga pula.. yang begini harus di up biar banyak orang yang terinspirasi ya mas..
ReplyDeletebener banget, Indonesia butuh pemuda kreatif kaya gini sekarang
DeleteSangat beruntung bisa menemukan sebuah hidden gem ya. Rasanya ingin segera pelesiran menemukan hal yang berbeda di belahan bumi selain Jawa Barat 😄
ReplyDeleteayo kak, eksplore indonesia sampai sejauh mungkin
DeleteApa yang dilakukan mas Bejo ini inspiring banget. Semoga memberi banyak manfaat ekonomi bagi termasuk lingkungan dimana ia tinggal
ReplyDeletewah baru tau aku sering lewat alas roban lo padahal
ReplyDeletedi baliknya ada galeri sekece ini
salur buat masnya lukisannya bagus bagus dan berdampak positif bagi masayarakat
Keren banget, dari limbah kayu bisa disulap menjadi maha karya. Kesenian yang luar biasa indah. Mas Bejo selain berjasa memanfaatkan limbah kayu juga bisa membuka lapangan pekerjaan untuk pemuda daerahnya. Salut.
ReplyDeleteGaleri lukisan ini ngingetin aku sama pengrajin lukisan di Jogja. Begitu masuk wah isinya lukisan cakep-cakep semua. Rasanya sayang kalo nggak bawa pulang satu.
ReplyDeletesendalnya menarik sekali, tasnya juga cocok lah untuk kondangan dengan gaya elegan
DeletePasti pada ngga nyangka kalo tempat sebagus ini letaknya jauh banget dari jalanan. Keren bangett mba bisa kesana.. Jadi mupeng heheh
ReplyDeleteNiat awal jemput istri berbuah tambahan pengalaman seru, ya, Mas. Saya juga suka hal-hal seperti ini. Mengolah bahan bekas sehingga bermanfaat. Semoga suatu waktu bisa ke tempat seperti ini ��
ReplyDeletebejo nian nasibnya. sama seperti namanya.bejo. ditambah punya galeri dan bejibun talenta berkerajinan. Jadi kangen lihat lukisan lagi. keren mas bejo. hehe
ReplyDeleteKeren banget hasil karya seninya. Punya nilai jual yang tinggi. Coba buka galery di kota pasti tambah banyak yang mengunjungi.
ReplyDeletekeren ya kreatifitas seni dan kemauan untuk berbuat sesuatu yg produktif melibatkan bnyk orang layak dapat apresiasi..btw ini pameran nya ditempat saja kah tidakkeluar desa?
ReplyDeletepamerannya masih seperti event desa saja, tapi banyak seniman luar yang datang,
Deletekalau karyanya mas bejo sudah beberapa kali ikut even seni di luar daerah
Kreatif banget ya dalam memanfaatkan limbah kayu.
ReplyDeletesungguh mahakarya bagi orang" yg punya otak kanan dan kreatif speerti bapak saya. pembuat kerajinan seni rak bunga, rak sepatu dan rak meja..
ReplyDeleteNambah lagi nih orang keren yg saya tahu. Dulu saya kenal seorang dokter yg banting setir buka warung kopi. Sekarang ada sarjana teknik yg jadi pelukis dan bikin kriya begini. Zaman sekarang profesi-profesi kreatif beginilah yang akan tetap eksis di tengah krisis. Keren ih Mas Bejo.
ReplyDeleteWah enggak nyangka di tengah Alas Roban ada galeri lukisan dan kreatifitas seni yang menjadi wadah berkarya pemuda setempat dan penggerak ekonomi. Rute pulang kampung saya sebelum ada tol ini.
ReplyDeleteSalut dan bangga dengan Mas Bejo yang memanfaatkan potensi dan peluang hingga bisa berkarya di dunia seni kriya.
Dulu waktu single saya sering banget ke pameran seni begini, biasanya barengan sama acara komunitas lainnya. Setelah nikah udah jarang banget karena sibuk dan suami juga bukan tipe yang suka ke pameran seni. Baca ini seolah diajak nostalgia lagi. Semoga kehidupan para pengrajin juga semakin sejahtera.
ReplyDeleteamin, semoga, karyanya juga sudah mulai mau eksport
DeleteAndai dekat saya langsung ajakin suami ke sana. Suami saya tuh guru juga, guru seni budaya jadi kadang bawa anak murid berkunjung ke galeri-galeri atau ke pameran seni. Sayang ya jauh dari daerahku. Titip salam ya mas Bejo, semoga sehat dan berkarya terus.
ReplyDeleteInspiratif. Ternyata kreatif ada di sekitar kita
ReplyDeleteWaah sekarang di alas roban tidak lagi terdengar cerita angker dan sebagainya. Malah alas roban sudah dijadikan sebagai tempat yang menarik untuk dikunjungi ya.
ReplyDeleteTermasuk galeri lukisan yang berada di alas roban ini. Dan lukisannya pun nampak apik dan penuh keindahan
itu kerajinan tas dari potongan kayu kecil keren banget loh. masyaAllah. semoga tetap kreatif dan inovatif yah mas bejo
ReplyDeleteDulu waktu ke Jawa, lewat alas roban kayak ditakut takuti gitu, karena cerita mistis dari mulut ke mulut yang menyebar. Syukurlah sekarang mistis itu tersulap indah dengan cerita ini. Galeri lukisan, semoga nanti bisa jalan kesana.
ReplyDeleteBagus ya mba,hasil lukisan nya. Apalagi limbah kayu bisa disulap sedemikian rupa sehingga menghasilkan karya seni yang bisa dilihat semua orang.
ReplyDeleteAku belum pernah sih ke BJO Furface,, dan tapi sayang banget lukisan sebagus ini belum begitu terekspose karena tempat nya yang jauh dari pusat kota
udah lama gak pernah mampir ke galeri lagi, kangen liat keindahan lukisan para seniman :')
ReplyDeleteYang kayak begini layak diapresiasi dan didukung lebih jauh.
ReplyDelete