Cerita Jamasan Srobong Gobang dan Srintil dari Lereng Gunung Sumbing

Tembakau Srintil Temanggung

“Pak ngapunten bade tanglet, menawi desa Tlilir niku pundi nggih”
saya harus bertanya kepada seorang petani yang sedang menaikkan hasil panennya ke atas sepeda motor di tepi jalan. Walaupun Tlilir masih termasuk wilayah Kabupaten Temanggung tepatnya di kecamatan Tlogomulyo, saya belum pernah mengunjunginya, baru pagi ini saya berniat menghadiri undangan Komunitas ALIR, diajak menyaksikan Jamasan Sorbong Gobang.
“lha niku mas, rumah itu sudah masuk desa Tlilir” jawab bapak petani sambil tanggannya menunjuk rumah besar dengan tiang yang tinggi.
“oh nggih pak, matur suwun” saya berterimakasih.
.
Motor langsung saya hidupkan, perlahan melahap tanjakan masuk desa. Rumah yang tadi di tunjuk bapak petani semakin dekat, rumah berwarna merah dengan tiang tinggi terlihat sangat megah dari dekat. Dalam hati sangat kagum, di desa paling tinggi ini punya rumah megah, rumah bak istana yang digunakan syuting FTv untuk menggambarkan kekayaan seseorang.
.
Semakin masuk ke desa, ternyata rumah megah di ujung jalan masuk desa itu tak hanya dia saja, hampir setiap jalan, rumah berarsitektur sama, tiang tinggi dengan atap cor beton, terlihat sangat megah. Membuat saya di sepanjang jalan bergumam,
“ini bukan desa seperti yang saya kira, ini adalah sebuah kota di lereng gunung”.

Desa Tlilir Tlogomulyo Temangung

Desa Tlilir Tlogomulyo Temangung

Saat saya sampai di pelataran balai desa Tlilir, tak terlihat satu orang pun di sana, saya berangkat kepagian ternyata. Saya niat datang lebih pagi agar bisa melihat megahnya gunung Sumbing dari dekat sebelum tertutup awan.
.
Tak lama beberapa anggota Komunitas ALIR datang, kita saling bersalaman dan berkenalan. Hanya dua orang yang baru saya kenal di komunitas ini, Mbak Dini dan Mbak Ika. Sambil menikmati arem-arem yang dibawakan mbak Dini saya ngobrol dengan salah satu anggota kumunitas, ternyata kekaguman saya dengan desa ini sama dengan dia, lagi-lagi ada kata, ini bukan desa tapi kota. Dia menyebutnya dengan istilah City on the Hill malah.
.
Seorang pemuda desa menghampiri kita, dia menyapa dan berkenalan. Namanya Mas Angga, pemuda asli desa Tlilir. Saya juga langsung memperkenalkan diri dengan mas Angga sambil sedikit obrolan mengapa ada Jamasan Sorbong Gobang dan kekaguman saya pada desa yang punya bangunan rumah megah-megah ini.
.
Tak hanya rumah-rumah megah yang terlihat ini, dari dulu desa tlilir sudah menampakan kemajuan yang pesat. Menurut Mas Angga, desa ini termasuk desa pertama kali yang dialiri listrik dan diaspal jalannya. Katanya, itu semua untuk memperlancar akses pembelian tembakau yang terkenal itu. Tembakau Sritil namanya.

Tembakau Srintil Temanggung

Tembakau Srintil Temanggung

Tembakau Srintil Temanggung

Obrolan kita terpotong oleh teriakan teman-teman lain yang mengabarkan warga desa sudah siap untuk melakukan arak-arakan Srobong Gobang serta beberapa gunungan hasil bumi. Saya pun langsung bersiap diri menuju pinggir jalan.
.
Terlihat dari kejauhan rombongan mulai berangkat dari ujung desa. Sebuah Srobong atau alat merajang tembakau, kalau di tempat saya namanya Cacak (pernah saya tulis di festifal lembutan Bansari) di letakkan di papan dan dipanggul oleh empat pemuda dengan menggunakan pakaian adat. Di atas Sorbong itu juga terdapat sebua Gobang atau pisau pemotong tembakau. Alat ini memang khusus dan juga bisa mempengaruhi kwalitas tembakau rajangannya nanti.

Tembakau Srintil Temanggung

Tembakau Srintil Temanggung

Arakan paling depan ada seorang laki-laki dengan dandanan layaknya pengantin jawa diikuti oleh rombongan pembawa Srobong Gobang serta hasil bumi. Uniknya para penduduk setempat tidak ikut dari awal dalam arak-arakan, mereka menunggu di sepanjan pinggir jalan yang akan dilalui oleh arak-arakan. Semua warga menenteng tumpeng, ingkung ayam berserta jajanan pasar yang dikikat dengan taplak meja. Sesaat arakan lewat mereka langsung bergabung di belakangnya, pun dengan saya yang mengikuti arakan. Rombongan arakan menjadi sangat panjang.
.
Tujuan dari arak-arakan ini adalah makam desa, dimana nantinya acara jamasan ini dijadikan satu rangkaian dengan merti dusun. Makam desa yang terletak di timur desa menjadi sangat ramai dengan kedatangan arak-arakan ini.
.
Srobong Gobang diletakkan di depan pintu masuk desa. Upara jamasan langsung di laksanakan. Sesepuh desa memimpin jalannya upacara jamasan. Disiapkan air kembang di sebuah ember besar. Setelah semua siap, do’a mulai dipanjatkan. Semua orang khitmat mengamini setiap do’a yang di panjatkan.
.
Setelah do’a selesai, sesepuh desa mulai mengambil air kembang di dalam ember besar dengan gayung bathok lalu disiramkannya air itu ke Sorbong Gobang. Kucuran air mulai membasahi dari ujung Sorbong merata sampai ujung lainnya. Selanjutnya giliran Pak Lurah yang menyiramkan. Warga desa langsung meraksek menyerbu untuk bergantian menyiramkan air ke Srobong Gobang setelah Pak Lurah selesai.
.
Harapan dengan dilakukanya Jamasan Srobon Gobang ini tidak lain adalah hasil tembakau yang mereka tanam berhasil dan juga mempunyai nilai jual tinggi. Mereka sangat berharap kualitas tembakau selalu terjaga dengan dilakukannya Jamasan Srobong Gobang. Terselip juga do’a agar harga Jual Tembakau kembali kemasa jayanya.

Tembakau Srintil Temanggung

Tembakau Srintil Temanggung

Tembakau memang sudah menjadi harapan mereka dalam mendulang uang sejak jaman dahulu. Kualitas yang sudah diakui oleh semua kalangan membawa mereka dalam kejayaan. Bahkan sampai muncul istilah Emas Hijau untuk tembakau, karena dulu harganya sebanding dengan emas. Berbeda dengan sekarang, harga yang tak bisa lagi mereka predeksikan. Kadang bisa membuat rugi petani malah.
.
Setelah Jamasan Selesai mereka berpindah, mencari tempat yang nyaman untuk menyatap tumpeng dan Ingkung yang mereka siapkan dari rumah. Lumayan saya kebagian banyak dan membuat saya kekenyangan kala itu. Acara ini menjadi sebuah Selamatan bagi mereka supaya di tahun ini Tembakau menemui Jayanya kembali.

Baca juga : Melihat Ritual Cukur Rambut Gombak Desa Cepit Pager Gunung Temanggung

Srintil dari Lereng Sumbing
Cindy tidak percaya dengan apa yang sedang dia pegang, sebuah gumpalan hitam pekat, terlihat berlinang namun kering, katanya mempunyai aroma seperti nangka bercampur salak. Dia terus melihatnya memutar-mutarkannya dan juga mencium aromanya. Terlihat dahinya berkerut bertanda dia penasaran sekali dengan apa yang dipeganggnya. Ayahnya Mas Angga belum mau memberitahu apa yang di peganggnya. Cindy mulai jengkel dan sangat penasaran dengan apa yang di pegang.
.
Tidak lama Ayahnya mas Angga memberitahu juga, yang barusan Cindy pegang adalah Tembakau Srintil. Tembakau dengan harga yang super mahal.
“masa pak, tembakau koq baunya enak gini” Cindy tidak percaya dengan yang dikatakan Ayahnya mas Angga,

Tembakau Srintil Temanggung

Bagi Cindy yang berasal dari Purworejo dan dia kurang suka dengan tembakau dan perokok merasa kaget dengan apa yang dilihatnya. Saya yang menyaksikan hanya tertawa dengan wajah penasaran Cindy yang kadang masih tidak percaya kalau itu tembakau.
.
Malam itu saya beserta dua orang teman dari Purworejo Cindy dan Arif bermalam di rumah mas Angga. Kedatangan saya ke sana sebenarnya untuk menyaksikan perayaan khataman desa. Tapi saya mendapatkan bonus cerita Tembakau Srintil dan diperlihatkan seperti apa tembakau super mahal itu oleh Ayahnya Angga. Sebuah cerita lanjutan kala saya masih penasaran dengan Jamasan Sorbong Gobang yang mereka lakukan, Ternyata desa ini penghasil Tembakau Srintil yang mahal itu.
.
Tembakau Srintil ini menemui kejayaannya pada tahun 1977, 1979, 1982, 1988, 1991 dan 1993. Di tahun-tahun itu yang paling diingat oleh ayahnya Mas Angga. Harganya luar biasa, hampir setara dengan Emas. Perkilonya Rp. 20.000,- di tahun itu emas pergramnya berkisar antara Rp. 2.000-5. 000 kalau tidak salah. Dibandingkan sekarang ini seperti murah ya, tapi itu masa dulu saat nilai mata uang kita tinggi.
.
Pada tahun-tahun itu hampir semua tembakau yang dimiliki warga Tlilir menjadi Srintil. keberuntungan benar-benar menaungi mereka, karena memang tidak setiap tembakau yang di tanam menjadi tembakau Srintil. Faktor cuaca dan pengolan tanah sangat berpengaruh.
.
Tembakau Srintil ini berasal dari variates Kemloko asli dari Temanggung. Cuaca kemarau panjang, Tembakau srintil biasanya muncul. Tidak ada yang bisa mengira Tembakau itu akan menjadi Srintil atau biasa saja. diketahui setelah tembakau dipetik dan disimpan, pada saat penyimpanan diketahui dari aroma yang akan sangat menyengat karena kadar nekotin yang sangat tinggi. Selain itu dalam penjemuran tak cukup hanya satu hari, bahkan memerlukan 3-5 hari.
.
Pada tahun kemarin sedikit Tembakau yang menjadi Srintil, menurut Ayahnya Mas Angga karena faktor cuaca. Ayahnya mas Angga juga menambahkan soal pengolahan tanah dan Tembakau yang berbeda dengan masa jayanya. Banyak obat kimia yang sudah digunakan serta kualitas hasil mencangkul orang sekarang berbeda. tapi dengan semua hasil yang sudah ada tahun demi tahun itu patut disyukuri karena sudah banyak membawa perubahan di Desa ini. Jadi pantas saja hampir semua rumah di desa ini megah walau terletak di lereng gunung Sumbing. Mereka pernah punya Srintil dengan harga yang luar biasa.


Baca Juga : Serunya Berlari-lari di Bukit Kembang Arum


Jamasan Sorbong Gobang
Desa Tlilir, Tlogomulyo, Temanggung
12 April 2019
 






Post a Comment

46 Comments

  1. wah kearifan lokal yang selalu aku suka

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, semua desa sekarang punya kearifan, tinggal bagaimana mengangkatnya

      Delete
  2. Oh..jadi seperti itu penampakan Srintil to.. TFS y mas.. Ohya, kemarau tahun ini lumayan panjaaang, mungkin akan ada banyak Srintil di Tlilir y mas..?

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya tahun ini sepertinya akan lumayan banyak. tadi saja sudah dengar harganya yang sampai gudang 310 rb

      Delete
  3. Tembakau srintil kok fotonya mirip kayak cokelat ahahahaha.
    Gusti, pikiranku jauh banget ya :-D

    ReplyDelete
    Replies
    1. podo karo cewek kae mau, ora percoyo nek iku tembakau koq, gek wangi neh

      Delete
  4. Sejak pindah dari jateng ke jatim udah lama g denger Jamasan..

    Baru mengerti soal tembakau srintil. Kabarnya tahun ini kemarau panjang. Berarti bakal muncul yantembakau srintilnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. jamasan, kemarin pas suro banyak ini mas yang melakukan jamasan

      iya untuk tahun ini sudah banyak yang jadi srintil, harganya juga lumayan 300rb

      Delete
  5. Akhirnya lihat penampakan tembakau srintil. Selama ini denger dong dr temen, denger namanya suka ketawa krn kedengerannya lucu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, namanya emang sedikit asing. tapi nama itu konon juga ada sejarahnya, masih saya cari

      Delete
  6. Storytellingnya bagus banget, jadi tahu cerita kearifan lokal disana ;)
    Kaget juga begitu tahu nilai tembakau bisa lebih mahal dari emas :D

    Regards,
    HEYDEERAHMA.COM

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih, masih belajar buat cerita juga. iya mamang jaman dulu tembakau luar biasa, sampai dijuluki emas hijau

      Delete
  7. wahhh saya baru tau ternyata ada kemegahan di lereng gunung. Salut!

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, tak menyangaka memang, ini berkat tanah yang subur di lereng sumbing

      Delete
  8. Kalau melihat infrastrukturnya sekilas dari foto-fotomu, Desa Srintil ini mungkin lebih tepat di sebut sebagai kota kecil ya. Mungkin karena kekayaan dari hasil jual tembakau selama bertahun-tahun, mas. Btw, yang kamu sebut "tiang" di rumah itu mungkin maksudnya "pilar" kali ya.

    Eh aku juga bukan perokok, tapi menurutku bau tembakau itu memang enak sih. Mungkin masalah selera aja kali.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, mirip kota kecil dengan rumah megah,
      eh iya pilar ya itu istilahnya, duh...terimakasih koreksinya
      kalau tembakau srintil ini berbeda memang aromanya dengan tembkau bisa, lebih harum mirip buah salak

      Delete
  9. Unik ceritanya. Pasang surut keberadaan tembakau, yg pernah mengalami kejayaan. Dilema yah, di satu sisi ada larangan rokok, tapi sisi lain sebuah desa sangat tergantung akan tembakau...Semoga ada solusi ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya memang, belum terpecahkan tentang masalah ini, kalau di daerah sini memang masih sangat bergantung dengan tembakau

      Delete
  10. Wah ini budaya lokalnya unik banget ya. Semoga tetap lestari sebagai bagian dari budaua nusantara

    Waktu ke daerah Wonosobo aku melihat perkebunan tembakau. Pernah iseng nyium bau daunnya, gak terasa bau rokok deh. Mungkin aromanya baru keluar setelah dibakar ya
    Btw jadi itu tembakau Srintil terbentuk dengan sendirinyakah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. tradisinya menag unik, semoga terus sepeerti ini
      bau tembakau akan keluar setelah diolah dan kering,
      tapi kalau yang srintil ini dari pasca pelayuan itu sudah ada tanda-tanda harum dan terbentuk secara alami

      Delete
  11. Waah Temanggung dekat rumah nenekku nih. Dulu jaman aku kecil tahun 80 an pak haji-pak haji tetangga bisnisnya tembakau dari Temanggung ini. Sukses sukses pada jamannya. Mungkin salah satunya tembakau Srintil ini ya mas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yah pak kaji temanggung rata-rata Haji tembakau, seperti tahun kemarin satu desa bisa seratus orang yang berangkat haji, dampak Tembakau bagus tahun 2011

      Delete
  12. Wow, rumah-rumahnya lebih besar dari rumah saya. Ahahaha.

    Memang agak susah sih kalau tembakau (untuk rokok) mau kembali ke masa jayanya. Selain beberapa alasan yangvsudah dikemukakan di atas, masyarakat mulai sadar akan bahaya rokok. Selain itu, mulai bermunculan vape dan rokok elektrik sebagai pengganti rokok konvensional.

    Terima kasih ceritanya. Tulisannya keren :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. besar-besar memang rumahnya keren,

      itulah persaingan tembakau akhir-akhir ini, bingung juga memang tapi belum ada penggantinya juga sih buat petani mau nanam apa

      Delete
  13. Wah, aku baru tau ya foto tersebut tembakau srintil, kirain apa :) Eh ternyata harganya mahal kayak emas hehehe. Gimana zaman dulu ya tembakau beginian sepertinya unik, disayang2 banget. Ternyata ada cara penjemurannya bisa 3-5 hari. Bagus dong ya tempat tinggal orang2 di sana megah2 karena punya srintil yg mahhhal :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, banyak yang gak ngira kalau itu tembakau, apalagi kalau bener-bener mencium aromanya

      Delete
  14. Aku baru punya gambaran tentang tembakau srintil nih. Aku jadi penasaran untuk melihat sendiri & merasakan aroma tembakau srintil yg enak itu. Kira2 panennya kapan yo mas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini lagi musim panen mbak, kalau pingin tahu kapan-kapan main ke temanggung saya anter ke petaninya

      Delete
  15. Tembakau srintil ini tembakau terbaik dan termahal di dunia katanya ya?😅soalnya kualitasnya benar-benar terbaik

    ReplyDelete
    Replies
    1. katanya memang segitu, di harga pabrik biasanya sampai 500rb per kg

      Delete
  16. Saya baru tahu tentang tembakau Srintil dari Desa Tilir. Unik banget ya itu tembakau, saya kira apaan itu yang bentuk bulat hitam, ternyata tembakau asli Srintil.

    ReplyDelete
    Replies
    1. mamang banyak yang gak ngira, apalagi kalau mencium aromanya

      Delete
  17. Jadi penasaran bahas tembakau srintil gimana bisa jadi srintil hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah itu, banyak faktornya dan faktor keberuntungan juga besar di sini

      Delete
  18. Wah pada masanya pernah lebih tinggi dari harga emas. Kemarau panjang sepertinya bisa menjadi berkah bagi sebagian masyarakat. Salah satunya bisa panen tembakau srintil lebih banyak, nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, samapai ada yang menjuluki daun mas Temanggung

      Delete
  19. Kalau menyaksikan rumah-rumah besar di desa seperti itu, ini bisa jadi indikasi penduduknya sudah makmur dan sejahtera.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kelihatnnya memang sudah makmur, tapi ternyata masih banyak menyisakan masalah

      Delete
  20. Owalah begitu toh bentuk tembakau srintil, saya jadi penasaran sama aromanya pasti sedep bgt deh karena kopi temanggung yang wangi tembakau saja sudah bikin saya betah menghirup aromanya hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah sudah merasakan kopi temanggung ya...harus kesini biar bisa mencium aromanya

      Delete
  21. Wah, desanya ternyata makmur ya penduduknya berkat tembakau srintil, bak emas hitam..beruntung bisa lihat langsung festivalnya yang unik ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, kelihatnanya makmur dan memang sudah jadi kebiasaan bikin festival keren ini

      Delete
  22. Wahceritanya menarik banget mas. Aku kaya menemui titik penasaran dimana aku harus kesana langsung buat dapetin cerita.
    Aku bukan perokok sih, tapi aku besar di desa yang juga sebagian besar petaninya bercocok tanam tembakau. Jadi ya seperti kopi, tembakau bagi ku punya aroma nya sendiri sebelum jadi rokok. hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo main kesini, besok langsung ke petaninya, keren sepertinya

      Delete
  23. Wow... Nilai tembakau lebih mahal dari emas... Seru banget ya bisa mengabadikan dan lihat langsung festival seperti ini dan aku jadi tau dari ceritanya deh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. dulu memang harga tembakau gila bener dah, iya suka juga dengan budaya lokal gini

      Delete