Sebagai anak Temanggung, sering
saya dicap sebagai Juragan Tembakau bila bertemu dengan orang dari daerah lain.
“Orang Temanggung mas??, Juragan Tembakau ya” kata-kata itu sering keluar saat
berkenalan dan menyebutkan daerah asal. Padahal saya tidak begitu mengenal
tembakau. Hanya dulu saat masih membantu bapak mengolah tembakau, itu saja saya
tidak mengetahui detail Tentang Tembakau.
.
Kota Temanggung memang sangat terkenal dengan Tembakaunya yang berkualitas. Lahan pertanian Tembakau membentang di lereng Gunung Sumbing, Sindoro dan Prau. Gudang tembaku dari perusahaan rokok juga terlihat sangat banyak dan besar, tapi di Temanggung tidak ada pabrik rokok. Hanya ada pabrik cerutu saja dan itu satu-satunya.
.
Kota Temanggung memang sangat terkenal dengan Tembakaunya yang berkualitas. Lahan pertanian Tembakau membentang di lereng Gunung Sumbing, Sindoro dan Prau. Gudang tembaku dari perusahaan rokok juga terlihat sangat banyak dan besar, tapi di Temanggung tidak ada pabrik rokok. Hanya ada pabrik cerutu saja dan itu satu-satunya.
Pabrik cerutu Rizona Temanggung adalah pabrik cerutu yang sudah berusia 108 tahun. Pabrik ini berada di Jl. Diponegoro 27 Temanggung, atau di belakang Halte terminal lama Temangung. Pabrik ini didirikan oleh Hoo Tjong An dan mempekerjakan orang-orang di sekitar pabrik. Sekarang pabrik ini dipegang oleh Mulyadi Hartono yaitu cucu dari Hoo Tjong An. Sejarah yang panjang, proses pembuatan cerutu yang jarang diketahui dan alat-alat yang sudah berumur lebih satu abad ini menarik untuk dilihat. Hari Sabtu, saya dan mbak Farida janjian untuk melihat dan mengambil foto-foto proses pembuatan cerutu.
Tibalah hari janjian, saya datang terlebih dahulu. Menunggu di depan pintu pabrik Cerutu Rizona. Pabrik ini tidak sebesar pabrik rokok yang sudah terkenal, mungkn banyak yang menyangka dan membayangkan pabrik seperti ini pasti besar dengan bangunan yang menjulang. Bila dilihat dari luar, bukan seperti pabrik, hanya rumah biasa, bangunan tua di pinggir jalan dengan pintu dorong yang biasa untuk toko-toko. Pintu hanya dibuka yang bagian kecil saja.
Mbak Farida datang bersama suaminya, langsung saja kita masuk. Disambut oleh perempuan kulit putih, dengan rambut panjang bergelombang dan senyum yang menawan. Mbak Fita, dia menjadi penanggung jawab produksi pabrik ini. Kami menyampaikan maksut kedatangan ke pabrik ini, mbak Farida ingin mengambil foto-foto dan saya ingin mengetahuui segala prosesnya.
Proses pemotongan tembakau di gudang |
Proses pelintingan cerutu |
Melinting cerutu |
Wajah mbak Fita kala itu agak
bengong dan terlihat sedang berfikir. Ternyata di hari sabtu dia kerja
sendirian sebagai penangung jawab. Dia menyampaikan kepada kami bahwa tidak
bisa secara maksimal untuk mendampingi ke semua area pabrik. Dia harus
mengawasi dan membuat laporan mingguan. Kami pun berkeliling tanpa
didampinginya. Syukur kami diperbolehkan untuk langsung berinteraksi dengan
semua pegawainya. Boleh bertanya-tanya asal tidak terlalu mengganggu agar
pekerjaan tetap berjalan.
Pabrik ini ada empat bagian pekerjaan dengan ruang-ruang tersendiri, yang pertama adalah bagian gudang dan pemotongan. Di dalam gudang ini terdapat tembakau-tembakau yang sudah diasapkan dan juga sedang difermentasi. Fermentasi ini memakan waktu setahun, cukup lama ya. Natinya hasil fermentasi ini akan dipilah, tembakau yang pecah, tebal dan hitam akan di rajang untuk jadi isi. Tembakau yang halus dan terang dipakai untuk bungkus lintingan. Setelah tembaku ini dipilah tahap senlanjutnya adalah dilinting.
Pengepressan cerutu yang sudah selesai dilinting tahap pertama |
pengerpresan |
penyempurnaan melinting setelah dipres |
Di bagian kedua ini ada dua jenis
proses yaitu dilinting secara manual dengan tangan dan dilinting dengan alat pelinting.
Terlihat disini para pegawai yang semuanya ibu-ibu sangat licah dan cepat saat
melinting cerutu, mungkin sudah terbiasa dan setiap hari melakukannya.
Tangan-tangan mereka seperti sudah hafal gerakan yang pas untuk menghasilkan
lintingan yang sempurna. Tembakau pembukus yang sudah dibasahi air diletakkan
melintang, setelah itu diisi dengan tembakau yang sudah dipotong-potong, dan
sleepp.. lintingan sempurna. Terlihat mudah, tapi saya mencobanya eh malah
tidak karuan hasilnya.
Agar lintingan benar-benar sempurna, hasil lintinga ibu-ibu tadi langsung diletakkan di sebilah kayu yang sudah ada tempat cerutunya, alat ini adalah alat pres. Selama dua jam cerutu di pres. Tidak sampai disini saja ternyata. Cerutu yang sudah dipres dilapisi dengan daun tembakau lagi agar lebih rapi dan bagus. Setelah itu dipotong di semua bagian ujungnya. Baru setelah semua selesai, cerutu dijemur selama satu hari agar kadar airnya berkurang. Setelah kering cerutu difumigasi tujuannya agar tidak ada serangga dan jamur yang hinggap, setelah itu disimpan atau di peram selama dua bulan.
pelabelan cerutu |
cerutu dimasukan dalam plastik-plastik agar menjaga kualitas dan aroma cerutu |
proses pengemasan cerutu dalam kotak |
Dibagian yang ke tiga
pekerjaannya adalah pelabelan dan pembungkusan dengan plastik. Setiap cerutu
dilabel dengan merk masing-masing jenis dan setiap cerutu dimasukkan dalam
plastik bening agar menjaga cerutu tetap dalam kualitas baik. Disini juga
dilakukan penyortiran cerutu-cerutu agar cerutu yang dijual benar-benar
berkualitas.
Bagian ke empat atau yang terkhir pekerjaan adalah pengemasan. Cerutu dikemas dalam kotak. Kotak sudah punya label merk masing-masing. Di pabrik Cerutu Rizona ini terdapat tiga merk yaitu Kanner King Extra, Kanner Bollero dan Havana Extra fine. Ketiga merk ini punya rasa dan ukuran yang berbeda. untuk Kanner King Extra satu kotaknya berisi 20 batang, ukuran merk ini paling besar dari dua merk lainnya. Untuk Kenner Ballero berisi 20 batang juga, dan yang paling kecil adalah havana dengan 30 batang perkotaknya.
Semua sudah dikemas secara rapi dan baik, selanjutnya tinggal dipasarkan saja. pemasaran cerutu ini ternyata masih di Indonesia saja. Jakarta, Makasar, Surabaya menjadi kota paling banyak permintaannya. Selain kota-kota tersebut, banyak para konsumen yang datang langsung ke pabrik ini untuk membeli. Harganya hanya Rp. 30.000 per kotaknya.
Setelah selesai melihat semua proses pebuatan cerutu, kembali saya ngobrol dengan mbak Fita. Ada beberapa fakta yang saya tangkap dari pabrik ini, yang cukup mencengangkan adalah pabrik ini tidak menggunakan tembakau Temanggung. Walaupun berada di Temanggung dengan tembakau Temanggung berkualitas baik tapi tembakau Temanggung tidak cocok untuk dibuat cerutu. Tulang daun yang besar dan keras membuat tembakau tidak bisa digulung dengan sempurna sehingga tidak bisa menghasilkan cerutu yang baik. Tembakau semuanya didatangkan dari Jember.
Kita juga bisa pesan cerutu panjang, kualitas internasional. Panjanganya kira-kira 15 cm, lama pemesanan sekitar dua minggu dengan harga per batang Rp. 15. 000,-. Bagaimana tertarik untuk menikmati cerutu?? Boleh beli langsung ke pabrik ini dan lihat langsung proses pembuatannya.
11 Comments
Charis... anter ke sini! Hahahaha. Baru tahu kalau pabrik cerutu tersebut didirikan Hoo Tjong An. Hoo Tjong An sendiri adalah saudagar Temaggung yang pernah memandori dan mengusulkan jalur kereta dari Magelang ke Parakan, bekas jalur kereta dan dua stasiun (Stasiun temanggung dan Stasiun Parakan) adalah karyanya.
ReplyDeleteweh..ayo siap, hanya jangan hari sabtu sama minggu saja, soalnya yang bertanggungjawab disana kerja sendirian kalau hari itu kerja sendiri soalnya
DeleteTembakau ini emang nggak bisa lepas dari sejarah Indonesia. Dan Tembakau Temanggung ini emang cocoknya buat jadi cerutu, bukan rokok sih.
ReplyDeleteAku pernah baca pas ke museum sampoerna di Surabaya, tentang perjalanan tembakau. Ternyata ya tembakau Indonesia itu panjang sejarahnya
eh...tembakau temanggung malah tidak bisa buat cerutu, soalnya punya daun yang keras dan batang daun yang besar jadi tidak bisa dilinting,
Deleteiya panjang banget sejarahnya memang
wahhh keren juga proses pembuatan cerutunya.
ReplyDeleteLhah, ternyata engga pakai tembakau Temanggung? 😂
ReplyDeleteiya enggak pakai, soalnya tembakau temanggung tulang daunnya besar dan tidak bisa dilinting bagus untuk cerutu
DeleteMenarik sekali
ReplyDeletePantes ane buka banyak rontokan mbako lembut kadang pasir. Tempat pembuatana begitu
ReplyDeletehehehe, kalau rontokan pasti banyak pasir debu juga, makanya kalau orang yang sering mroses tembakau kalau merokok ngelinting sendiri karena tahu kwalitasnya
DeleteMas, perizinan untuk meliput di tempat pembuatan cerutu itu apakah mudah?, atau harus menggunakan syarat2 tertentu?
ReplyDelete