Asyik, Ikut Panen Ikan di Telaga Menjer

Kerambah dan panen Ikan di telaga Menjer



Sabtu pagi, perlahan kabut mulai hilang  dari lembah Gunung Sindoro-Sumbing. Cahaya matahari mulai menyinari setiap lekukan jalan, seperti mengiringi perjalanan saya dari Parakan menuju Wonosobo. Pagi itu saya berencana sarapan opor entok yang sudah terkenal di Wonosobo. Opor Entok Bu Siti namanya, mungkin lain kali saya ceritakan lezatnya opor Entok bu Siti ini.  Setelah kenyang, saya berfikir untuk mengunjungi Telaga Menjer yang dari dulu saya impikan untuk diexplore..

Foto-foto keren dengan pose diatas perahu dengan pemandangan tebing berkabut, sangatlah khas. Indah dan menajubkan. Alasan inilah yang mengantarkan saya menuju ke telaga menjer.
Dari kota Wonosobo, motor saya geber menuju jalan dieng. Motor supra fit saya sudah tidak bisa bohong dengan usianya. Sedikit kepayahan setiap kali ada tanjakan panjang Setelah masuk kawasan PLTA Garung. Jalan menuju telaga menjer berkelok dan menajak pada awalnya, tapi jalan ini indah untuk dinikmati. Bersyukur dengan motor yang selalu bisa memberikan waktu menikmati disetiap perjalanan.

Jalan Telaga menjer



Udara segar, pemandangan pohon pinus dan gunung yang indah berpadu dengan rasa penasaran tatapan ke sebuah besi hijau berdiameter 3 meter. Ukuran besi yang sangat  besar itu mengikuti saya sepanjang jalan menuju ke Telaga Menjer. Baru saya ketahui setelah sampai di Telaga Menjer dan bertanya kepada petugas parkir disana. Besi hijau besar itu adalah tempat mengalirkan Air untuk PLTA.

Sesampainya di kawasan Telaga Menjer, saya tidak langsung masuk ke kawasan wisata, saya menuju kesebuah jembatan yang dapat memandang ke berbagai arah telaga. Tatapan mata menuju kesebuah tebing di sisi barat, bayangan dua gadis dalam legenda yang saya baca sebelumnya seperti muncul dalam pikiran. Angin dingin sedikit membawa kabut menerpa bagian belakang kepala, sontak sedikit merinding. Mungin merinding ini juga dirasakan oleh dua gadis dalam legenda itu saat menyentuh kepiting raksasa, rasa penasaran, takut dan dingin menerpa bersama.

Tidak ingin larut dalam bayang-bayang Legenda terbentuknya telaga, saya melanjutkan langkah masuk kedalam kawasan wisata. Indah memang Telaga ini. Sambil berdiri menatap luasnya telaga.  Air yang dibatasi tebing batu dan indahnya pepohonan tertutup kabut menjadi pemandangan yang sempurna untuk dinikmati.

Saat itu tidak begitu ramai pengunjung, bersyukur saya bisa leluasa untuk menelusuri setiap jengkal tepi Telaga. Hanya saja tidak ada jalan untuk bisa mengelilingi Telaga ini, harus dengan perahu. Mencoba untuk menemui para penyedia perahu wisata, kalau saya ingin naik perahu harus bayar Rp. 15.000,- dan menunggu sampai setidaknya enam orang. Sayang saat itu saya sendiri, tak ada wisatawan yang mau naik prahu untuk berkeliling. Langit yang semakin mendung dan kadang ada gerimis yang turun membuat para wisatawan takut naik perahu.

Tak patah arang, saya terus menunggu semoga ada rombongan yang mahu ikut saya berkeliling. Hampir 20 menit belum juga ada wisatawan yang datang, sampai-sampai saya tak ada bahan obrolan lagi bersama para pemuda penyedia perahu wisata ini.

Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Tapi bukan yang ditunggu saya, melainkan yang di tunggu mas Teguh, pemilik perahu wisata. Yang datang ini adalah tengkulak ikan yang akan membeli ikan di kerambah mas Teguh. Kerambah itu ada dibagian selatan Telaga. Tepat di belakang kerambah-kerambah Selfie.

Spontan saja saya bilang ke mas Teguh
 “ mas boleh ikut lihat panen ikan?”,
“boleh mas, tapi lama loh, gak papa?? Jawab mas Teguh.
“gak papa mas, nyong wong selo” jawab saya pake bahasa jawa menirukan logat mas Teguh.

Semua peralatan disiapkan. Jala,  tempat ikan, timbangan dan pemikul sudah dinaikkan ke perahu semua. Saya tak mau ketingglan langsung naik kebagian depan perahu. Saya duduk dekat dengan Mas Teguh yang juga jadi nahkoda perahunya. Eh itu bukan depan jadinya, setelah berjalan ternyata duduknya di belakang. Yang jarang naik perahu, jadi tidak tahu mana depan mana belakang.

Sura mesin perahu mulai mengeras, angin yang berhembus semakin kencang, pastinya perahu juga berjalan semakin cepat. Sedikit berputar ke tengah telaga agar mendapatkan posisi perahu yang pas untuk bersandar di kerambah menjadi bonus saya yang akhirnya bisa menikmati Telaga Menjer dengan Perahu. Setelah mendekat dengan kerambah, Mas Teguh sangat berhati-hati dalam mengendalikan perahunya. Pelan-pelan bersandar ke kerambah agar tidak menabrak dengan keras, takut kalau ada bagian yang rusak dari kerambah, bisa gagal panen karena ikan kabur ke telaga.






Setelah mengikat perahu dengan kerambah, mas Teguh yang dibantu para pegawai tengkulak menyiapkan tempat ikan. Sebuah perahu kecil yang terbuat dari bambu dan di tenghanya dipasang jaring untuk penampungan ikan. Nantinya ikan dari kerambah akan dipindahkan ke perahu kecil tempat ikan ini terlebih dulu. Sayang saat bersiap-siap hujan malah turun dengan derasnya. Kami pun menunggu hujan reda di perahu. Kabut turun hampir menyelimuti telaga. Ujung telga sebelah utara tidak bisa saya lihat lagi. Sedikit takut dan was-was. Tapi melihat Mas Teguh dan Tengkulak serta pegawai-pegawainya sangat tenang, saya pun ikut tenang.

Sambil ngobrol dan menikmati lintingan tembakau garangan lembut khas Garung yang rasanya “mak sek” di dada tapi mantab, Mas Teguh selalu merendah dengan panen ikan yang akan dilakukan.

“paling gak ada dua kwintal mas iki” bilangnya,
tapi ucapan mas teguh ini langsung saja disanggah sama tengkulak “kalau lebih dua kwintal, lebihannya gak dihitung untuk dibanyar ya??”
semua tertawa ketika mas teguh nyengir sambil bilang “ya jangan...”

Banyak tantangan menag dalam berternak ikan di kerambah Telaga Menjer ini, kadang jaring jebol sehingga ikan pada kabur, atau penyakit yang membuat ikan tidak bisa besar. Tantangan-tantangan ini yang kadang bikin was-was Mas Teguh apakah panennya akan banyak atau tidak.

Berangsur hujan reda, walaupun masih gerimis mas Teguh yang di bantu tengkulak mulai memasang bambu untuk dimasukan ke bawah jaring kerambah. Bambu itu berfungsi untuk menggiring atau mengarahkan ikan berkumpul di sudut kerambah. Perlahan bambu itu didorong sampai ujung. Sudah mulai terlihat ikan-ikannya besar dan banyak sekali. Mungkin ketakutan Mas Teguh panennya sedikit tidak akan terjadi. Melihat tengkulak yang sangat yakin, ikan ini lebih dari dua kwintal.

Mulai ikan-ikan di pindahkan dari kerambah ke penampungan ikan perahu kecil. Ikan yang sehat dan segar membuat saya ikut senang merasakan panen. Walaupun itu bukan punya saya, tapi melihatnya saja asyik dan seru. Saling berganti antar Mas Teguh dan para pegawai tengkulak untuk memindahkan dengan jaring kecil, banyak sekali ikan ini hampir 15 menit belum selesai juga. Masih banyak ikan yang harus dipindahkan ternyata.



Ikan yang dibudidayakan ini adalah ikan nila. Ikan ini sangat laris di pasaran. Harganya sekitar Rp.30.000,- – Rp. 35.000,- . Terlihat senyum Mas Teguh mengembang melihat panennya banyak dan berhasil. Dia pun menelepon temannya yang menggungu di tempat pemberangkatan tadi. Saya dengar, dia menyuruh temannya untuk membeli minum dan snack agar bisa di makan sepulangnya nanti.

Setelah semua ikan selesai dipindahkan, perahu kecil tempat ikan mulai diikat dengan perahu utama. Perlahan kita berangkat menepi ke dermaga atau tempat pemberangkatan tadi. Sangat hati-hati dan pelan perahu ini berjalan. Menjaga agar ikan tidak loncat keluar dan menjaga juga agar jaring tidak jebol. Beruntung saya bisa melihat langsung panen ikan di kerambah Mas Teguh ini. Seru, Asyik dan menjadi sebuah pengalaman baru bagi saya. Jadi pingin berternak ikan. Asyik sepertinya kalau pas panen sukses.

Setelah merapat, barulah semua ikan ditimbang, mas Teguh dan temannya sekarang yang beraksi. Memikul timbangan dan wadah yang penuh air dan ikan. Sambil meringis menahan beban memikul timbangan sambil bergurau, “masih jadi kan, kalau lebih dua kwintal gratis sisanya” semuanya tertawa.

Masih ada satu tugas berat lagi yaitu membawa ikan-ikan itu naik ke atas Telaga. Hampir 50an anak tangga harus dilalui untuk sampai ke mobil pembawa ikan. Hanya bisa memandang dan menyemangati saja. lumayan berat memang. Karena sudah sore saya tidak melihat sampai selesai proses menimbangnya. Saya berpamitan ke mas Teguh dan berterimakasih telah memberikan pengalaman baru yang asyik, seru panen Ikan di Telaga Menjer.

Telaga Menjer
Desa Menjer, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo.





Post a Comment

38 Comments

  1. Ikut panen ikannya kaya nggak direncanakan yo mas? Nggak dapet barengan rombongan naik perahu malah dapat kesempatan ikut panen ikan. Eh tapi itu juga dapat bonus penampakan telaga berkabut juga :p
    Oh ya, aku juga punya Supra Fit, kalau tanjakannya waww plus boncengan, hadeeh ga wani. Suaranya udah njeber-njeber ga kuat soalnya udah berkali-kali tak pakai jatuh :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya ikut Panen ikannya gak direncananin, yaitu gak dapet rombongan buat naik prau, hiks tapi bersyukur dapet sesuatu yang lebih

      suprafitku sih kuat kemana aja sebenarnya, cuma ya pelan-pelan saja, sudah nyampai mana-mana suprafit akuh, lembah gunung semua sudah dijelajah

      Delete
  2. Motor e wes sepuh menyesuaikan orangnya ya mas? Hahahaha

    Jelas enak banget ki ning kene, adem sejuk. Hujannya juga sebentar, itu berarti hujan yang model model di gunung gitu, kayak kabutnya aja terus bawa rintik hujan.

    Lho berarti sistem mbayarnya ki gimana kok aku ndak paham. Kalo lebih dari dua kuintal kok lebihannya nggak masuk bayaran tuh maksudnya gimana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha...kalau orangnya masih kuat diajak naik gunung juga,

      kemarin lumayan lebat hujannya, pokoknya syahdu lah

      syistem bayarnya ya biasa saja, itu cuma guyonan tengkulak karena mas teguh pemilik kerambah tidak yakin dengan banyaknya panen

      Delete
  3. Supra fitmu isih kuat nanjak Tambi po mas? :D

    Beberapa kali ke dieng selalu melihat tanda arah ke Telaga ini, tertarik pengen mampir tapi ga pernah kesampaian.

    ReplyDelete
  4. Yuk makan ikan hasil tangkapannya... mari pesta ikan.... :D

    ReplyDelete

  5. Ingin Bermain Poker Online Dengan Uang Asli ?
    Tapi Ngak Tau Situs Poker Online Yang Bisa Di Percaya . ?
    Poker Online - HTTP://ARENADOMINO.CO
    Minimal Deposit / Withdraw : Rp.20.000,-
    Bonus Refferal 20% Seumur Hidup .
    Bonus Turn Over 0.5% Tanpa Batas .
    Player VS Player ( 100% Tanpa Bot ) .
    8 Games Dalam 1 User ID .
    POKER - DOMINO - ADUQ - BANDARQ - CAPSA - BANDAR POKER - SAKONG - BANDAR66
    Rasakan Sensasi nya Menjadi Bandar , hanya di BANDARQ , BANDAR POKER , BANDAR66.
    Dengan Pelayanan Terbaik ( Customer Service ) .
    Customer Service Online 24 Jam

    ReplyDelete
  6. seru amat ikut panen ikan.. gak ada kebagian ikan buat disantap??

    Pernah ikut juga panen kek gini dulu, mayan dikasih 1-2 ekor lah buat ganjel perut :D

    -Traveler Paruh Waktu

    ReplyDelete
    Replies
    1. sayangnya aku gak dikasih kemarin, hiks
      tapi lihat ikannya banyak dan gede-gede seneng banget

      Delete
  7. Wahhh membaca cerita ini dari awal sampe akhir jadi ikut kebayang manen ikan disana juga, wuehehe.. Cerita yang dibawakan sangat menarik sekali dan tidak bosan bosan untuk terus mebaca dari awal hingga akhir.. Buat cerita perjalanan kayak trinity itu keren banget, wueheh

    ReplyDelete
  8. Nah ini namanya rejeki. Mau Naik perahu bonus melihat panen ikan. Momen jarang nih. Baik lagi yg punya ngebolehin. Lalu Saya kepikiran Mujair Goreng Garing paka sambel kecap ya??. Hahhaha

    ReplyDelete
  9. Waaa aku nggak tau ada Opor Enthok! Ceritain dong mas nanti. Aku penasaraaan, sepertinya menarik.

    Ternyata kalau pagi-pagi lebih menarik ya, mas. Ada lapisan kabut yang berarak lembut di atas permukaan air.

    Hehe idenya cerdas, tak ada akar rotan pun jadi. Gagal naik perahu penumpang, akhirnya naik perahu nelayan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga besok bisa nulis opor entoknya, manteb loh

      Delete
  10. Abang ini aslik seru banget yaaa.
    AKu jadi nostalgia pas kecil sering banget main di kali buat nyari ikan hehe. Ini malah panen di tambah makin seru lah

    Tempatnya juga sejuk banget yaa bang, aku pasti betah tuh kalo tinggal disitu hehe

    ReplyDelete
  11. Wahh keren mas, sebuah pengalaman yang mengasyikkan bisa berinteraksi dan melihat langsung proses panen ikannya...

    ReplyDelete
  12. Panen ikan begini enaknya abis kelar langsung diekseskusi tuh ikan2nya hahaha :) Ibu2 atau remaja puteri bawa nasi, persiapan bakar2an, lalapan dll, boleh kan mas? Biar afdol gitu, menikmati hasil panennya hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. pinginnya gitu sih, lihat ikan seger situ pingin banget bawa pulang untuk dibakar, tapi sayang semua sudah diborong tengkulak

      Delete
  13. Wah jadi seru banget malah ya karena ketinggalan perahu, hihi. Beruntung ini namanya ��

    ReplyDelete
  14. Wow Supra fitnya muantaaaap. Jalur ke Menjer khan sesuatu banget itu tanjakan dan kelokannya yang berliku. Kerenlah nyampe sana
    Itu kok asik banget ya bisa ikutan panen ikan
    Aku dulu pas ke sana, sepiii banget. Pas hari lebaran soalnya
    Suasananya jadi terasa agak mistis huhuhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau ceritanya memang radak mistis sih sana, ada cerita dibalik perahu-perahu itu juga sebenarnya, tapi takut bikin ceritanya

      supra fitku sudah sampai mana-mana, bersyukur sih bisa menikmatinya

      Delete
  15. Wow, Supra Fit. Motor saya juga nih dulu. 10 tahun motor itu menemani saya dan sampai sekarang pun nggak saya jual. Sudah banyak wanita yang saya boncengi di atas Supra Fit.


    Berapa lama Ikan Nila ini bisa dipanen kalau tidak ada musibah? Berarti timbangan yang dipakai masih tradisional banget ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau diberi makan rutin, 3 bulan sudah panen, kalau dibiarkan mungkin enam bulan panen

      Delete
  16. aku salfok sama pemandangannya. adem banget ya kak. ada kabut tipis di atas permukaan air jadi inget sama film my heart. hahaha

    keluarga aku ada yg kerja jadi penunggu tambak. kalau tahun baru suka datang ke tempat dia kerja. soalnya bisa seklaian ikut panen ikan. beli ikan, nangkap langsung, terus bisa di bakar di TKP. jadi inget dulu tante aku sampe mau bayar ratusan ribu biar aku mau cobain makan ikan. dan aku tetep gk mau. geli sama rasa ikan tambak. lebih suka ikan laut hehehe

    ReplyDelete
  17. Pemandangannya dan jalan menuju ke sana juara ya mas. Sukaaaa..

    ReplyDelete
  18. Telaga Menjer ini yang dipakai buat pembangkit listrik bukan Mas? Waktu itu mau ke sana tapi ngeri soalnya ada cerita-cerita mistisnya. Tapi liat tulisan ini jadi nyesel, cakep juga telaganya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya untuk pembangkit listrik, memang banyak cerita mistisnya di sini, takut juga mau menceritakan hehehe

      Delete
  19. Ikan nila termausk yang paling sering saya beli. Bener kalau di pasar kisaran harganya segitu. Kalau beli langsung di sana bisa gak, ya? Enak tuh karena masih segar banget pastinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. sepertinya gak bisa beli disana, solanya di kerambah tengah telaga,

      Delete
  20. Hehe iya ya, walau bukan ikan punya sendiri tapi seneng banget bisa ikut panen dan ngeliat hasilnya.. Apalagi kalo banyak.. :D Luas juga telaganya, view-nya bikin adem seger..

    ReplyDelete
  21. Ini nih contoh acara yg tadinya nggak direncana tapi jatuhnya malah lebih seru.

    Aniwe motor kita samaan Mas. Punyaku masih kuat ke buat ke daerah macam Gunung Kidul. Cuma perlu atur kecepatan aja, hehe

    ReplyDelete
  22. Seru ya bisa melebur dengan orang lokal. Memang seperti itu hakikatnya sebuah perjalanan. Bisa merasakan apa yang warga lokal rasakan. Mengalami dan menjalani kehidupan seperti mereka.

    ReplyDelete
  23. Ya..ampuun itu telaga ko adem banget. Pemandangan nya juga asri banget. Eh..tapi gambar yang ada anak kecilnya ko sekilas nuansanya kaya danau taman hidup argupuro

    ReplyDelete
  24. Itu panen ikan asyik banget sih. Trus view-nya masya Allah. Ada kabut turun. Keren ya

    ReplyDelete
  25. hhha aku org wonosobo nyasar disini, eh mlah telaga menjer, iya tuh klo ke sana jangan bawa pasangan mitosnya bisa pisah,

    ReplyDelete